Antara Manusia, Iblis dan Setan


Manusia adalah mahluk ciptaan Allah swt. Iblis dan Syetan juga makhluk ciptaanNya. Manusia diciptakan oleh Allah swt. pertama kali dari tanah yang dicampur dengan air. Sedangkan Iblis diciptakan dari api yang panas, demikian juga halnya syeitan. Karena syeitan merupakan keturunan dari Iblis. Allah swt. menciptakan Iblis lebih awal daripada manusia. Iblis awalnya diciptakan begitu menakjubkan. Denga suatu kepribadian yang tidak di miliki oleh sekian banyaknya makhluk Allah swt. Iblis diposisikan oleh Allah swt. di tempat yang lebih tinggi, dengan menjadi penasehat dan pininan para Malaikat serta pernah menjaga syurga selama beratus-ratus tahun. Nama baiknya telah tersebar ke seluruh alam. Iblis dikenal dengan makhluk yang punya jabatan tinggi di sisi Allah swt. Namun meskipun demikian, Allah swt. Dzat Penciptanya mempunyai rencana lain. Allah swt. menciptakan Iblis bukanlah untuk menjadi makhluk yang diagung-agungkan atau menjadi makhluk yang dijadikan tuntunan. Ia adalah musuh Allah swt. dan juga musuh bagi manusia yang beriman.
Allah swt. berfirman :
ان الشيطان لكم عدو فاتخذوه عدوا
Artinya : “Sesungguhnya Syetan bagi kalian (anak cucu Nabi Adam as.) adalah musuh. Maka jadikanlah ia sebagai musuh”.
Setelah Allah swt. menciptakan Nabi Adam as; telah menjelaskan kepada nabi Adam as dan seluruh anak cucunya bahwa, Iblis dan Syetan adalah musuh yang harus diperangi dan tidak boleh diikuti jalan-jalannya. Apalagi sampai menjadi budaknya. Sebagaimana Firman Allah swt. :
ولا تتبعوا خطوات الشيطان انه لكم عدو مبين
Artinya : “Dan janganlah kalian semua mengikuti langkah-langkah Syetan. Sesungguhnya Syetan bagi kalian semua adalah musuh yang nyata”.
Allah swt. Maha Tahu atas segala urusan makhluk-makhlukNya. Pada awalnya, Iblis ditempatkan di sisi yang lebih oleh Allah swt. Hal itu semata-mata bukan karena derajat Iblis yang mulia, melainkan sebuah cobaan baginya. Apakah ia mampu menghadapi cobaan itu, atau apakah ia justru terperangkap dalam cobaan itu. Namun pada kenyataannya, Iblis telah menyalah gunakan posisinya dan terperangkap dalam cobaan yang diberikan oleh Allah swt. Iblis terlupa akan keadaannya bahwa, bagaimanapun juga ia adalah makhluk Allah swt. yang harus selalu patuh dan tunduk terhadap semua perintah Allah swt. Iblis telah sombong merasa dirinya paling sempurna, sehingga ia enggan mematuhi perintah Allah swt. untuk hormat kepada Nabi Adam as. Dengan demikian Iblis telah durhaka kepada Allah swt. Akhirnya Iblis pun menjadi makhluk yang dikutuk oleh Allah swt. hingga hari kiamat.
Allah swt. berfirman kepada segenap anak cucu Nabi Adam as.agar tidak boleh dekat-dekat dengan Iblis. Karena itu akan membahayakan diri manusia itu sendiri. Allah swt. berfirman dalam surat An Nisa’ ayat 39 :
ومن يكن الشيطان له قرينا فساء قرينا
Artinya : “Barang siapa yang menjadikan Syetan sebagai temannya, maka Syetan adalah teman yang paling buruk”.
Teman adalah salah satu yang sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Kesuksesan atau kehancuran, terkadang bisa dipengaruhi oleh lingkungan bergaulnya, berkaitan dengan persahabatan seseorang.
Syeikh Ibrahim bin Isma’il ra. telah banyak menjelaskan tentang betapa bahayanya berteman atau bersahabat. Karen ahal itulah yang akan banyak berpengaruh terhadap diri seseorang. Beliau mengatakan, baik dan buruknya seseorang itu, bisa diketahui dari dengan siapakah orang itu berteman. Karena di antara teman tidaklah jauh sisi kehidupannya.
Nabi Ibrahim as. adalah seorang Nabi dan Utusan Allah swt. Beliau mendapat gelar Kholilulloh (Kekasih Allah swt.). Beliau seorang Rosul yang mengajak umatnya kepada ajaran tauhid. Yaitu meng-Esa-kan Allah swt. Serta mengajak untuk senantiasa meninggalkan semua larangan-larangan Allah swt. Beliau berwasiat kepada semua umatnya terlebih pada bapaknya agar supaya dengan teguh dan semangat memerangi Syetan. Karena Syetan adalah musuh Alah swt. dan juga musuh bagi RosulNya.
Dalam Surat Ibrohim ayat 44 – 45 Allah swt. berfirman :
يا ابت لا تعبد الشيطان ان الشيطان كان للرحمن عصيا يا ابت اني اخاف ان يمسك عذاب من الرحمن فتكون للشيطان وليا
Artinya : “Wahai Bapakku, janganlah engkau menjadi budak Syetan. Sesungguhnya Syetan itu telah durhaka kepada Allah, Dzat yang bersifat Rohman. Wahai Bapakku, sesungguhnya aku khawatir jika engkau terkena siksaan dari Allah, Dzat yang bersifat Rohman. Maka engkau termasuk penolong bagi Syetan”.
Kemudian di dalam Surat Fatir ayat 6 Allah swt. berfirman :
انما الشيطان لكم عدو فاتخذوه عدوا انما يدعوا حزبه ليكونوا من اصحب السعير
Artinya : “Sesungguhnya Syetan bagi kalian adalah musuh. Maka jadikanlah ia musuh. Sesungguhnya mereka mengajak para tentaranya supaya kalian semua termasuk dari golongan penduduk neraka sya’ir”.