Sesuai dengan yang telah Allah swt firmankan pada Malaikat, bahwa Allah swt akan menciptakan makhluk yang akan ditempatkan di bumi. Yang tujuan awal dari terciptanya mahluk itu adalah sebagai kholifah fi-Al Ardli. Yaitu sebagai pemimpin untuk melestarikan hukum-hukum Allah swt. di bumi. Allah swt. menciptakan makhluk itu pada hari jum’at. Sebagaimana seperti yang diriwayatkan oleh sahabat Ibnu Abbas ra. Makhluk itu oleh Allah swt diciptakan dari tanah, yang kemudian dicampur dengan air. Diriwayatkan bahwa TUROB (tanah kering) yang dibuat sebagai bahan dasar terbuatnya makhluk itu, diambil dari berbagai macam bentuk tanah dan berbagai macam bentuk pula sifat dan rasanya. Ada yang berwarna merah muda, kuning, cokelat, sampai yang berwarna hitam. Kesemuanya itu oleh Allah swt. dicampur dan diaduk dengan air dari berbagai macam nama air dan sifatnya. Sehingga TUROB menjadi AT-THIN (tanah basah). Setelah proses pencampuran antara tanah dan air selesai, dilanjutkan degan proses pembentukan makhluk yang diberi bermacam–macam anggota tubuh. Seperti tangan, kaki, kepala dan lain sebagainya. Sampai akhirnya pada proses yang terakhir yaitu peniupan Ruh pada tubuh makhluk itu. Sehingga akhirnya jadilah makhluk_yang awalnya berupa benda padat itu menjadi benda yang bisa bergerak, bisa bicara serta kemampuan-kemampuan lainnya. Oleh Allah swt. makhkuk itu diberi nama Adam as.
Dengan terbentuknya Nabi Adam as. dari kedua unsur itu (tanah dan air), ternyata membawa pengaruh pada kejiwaan dan kepribadian anak cucunya. Seperti perbedaan warna kulit, ada yang berkulit putih, hitam dan kulit sawo matang dan juga perbedaan budaya, akhlak, adat istiadat. Itu semua ada kaitannya dengan bahan dasar yang dipakai untuk penciptaan Nabi Adam as. Perbedaan kulit misalnya, itu disebabkan oleh terbentuknya Nabi Adam as. dari berbagai macam warna dan sifat bumi. Sedangkan perbedaan tentang budaya dan akhlak manusia, itu karena dipengaruhi oleh terciptanya Nabi Adam as. dari berbagai macam air. Ada yang dari air tawar, air asin dan yang lain.
Namun perlu diingat, bahwa perbedaan yang ada dalam diri anak cucu Nabi Adam as. itu hakikatnya sudah menjadi takdir bagi mereka. Mengenai tanah dan air itu hanya sebatas pengaruh saja, bukan dasar. Konon sewaktu Allah swt. berkehendak untuk menciptakan Nabi Adam as. Allah swt. berfirman pada bumi :
اني خالق منك خلقا من اطاعني ادخلته الجنة ومن عصاني ادخلته النار
Artinya: “Sesungguhnya Aku (Allah swt.) adalah Dzat yang akan menciptakan makhluk yang berasal dari kamu (Bumi). Barang siapa taat kepadaKu, maka akan Aku masukkan dia di syurga. Dan barang siapa durhaka kepadaKu, maka akan Aku masukkan dia ke dalam neraka”.
Kemudian bumi bertanya :
فقالت يا ربنا اتخلق مني خلقا يدخل النار ؟ فقال نعم, فبكت فنبعت العيون من بكائها فهي تجري الى يوم القيامة
Artinya: “Wahai Tuhan kami. Apakah Engkau akan menciptakan makhluk yang berasal dari kami dan Engkau masukkan ke dalam neraka ? Allah swt. menjawab: Benar. Lalu bumi menangis hingga dari tangisnya itu, keluar beberapa mata air yang kemudian mata air itu akan terus mengalir hingga hari kiamat.
Ibnu Abbas ra. berkata: Allah swt. menciptakan Adam as. itu dari tanah. Kepala nabi Adam as. diambilkan dari tanah Baitul Maqdis, wajahnya dari tanah syurga, kedua telinganya dari tanah Thurisina’, dahinya dari tanah Iraq, giginya dari tanah Kautsar, tangan kanan sampai jari-jarinya dari tanah Ka’bah, tangan kiri sampai jari-jarinya dari tanah Paris, kedua kaki sampai mata kakinya dari tanah Hindia, tulangnya dari tanah perbukitan, auratnya dari tanah Babil, Punggungnya dari tanah Iraq, Perutnya dari tanah Khurasan, hatinya dari tanah Syurga Firdaus, lisannya dari tanah Thaif dan kedua mata Adam as. dari tanah telaga.
Imam Abdur Rohim bin Ahmad Al-Qadi ra. menyebutkan bahwa, Sewaktu Allah swt. akan meniupkan ruh ke jasad Nabi Adam as; Allah swt. memerintahkan kepada ruh untuk masuk pertama kali dimulai dari otak. Disana ruh berputar-putar sekitar 200 tahun lamanya. Kemudian ruh itu turun sampai di kedua mata Nabi Adam as. Sehingga Nabi Adam as. bisa melihat jasadnya sendiri yang masih berupa tanah basah. Setelah ruh sampai di telinganya, Nabi Adam as. mendengar suara tasbih para Malaikat. Sesudah itu ruh turun sampai di hidung Nabi Adam as. Sehingga ia bersin-bersin. Selesai bersin-bersin, ruh itu turun sampai ke mulut dan lidah Nabi Adam as. Oleh Allah swt; Nabi Adam as. diajari membaca tahmid yaitu membaca الحمد لله (segala puji bagi Allah swt.) lalu Allah swt. menjawab يرحمك ربك يا ادم (Tuhanmu mengasihimu wahai Adam). Dari mulut, ruh turun sampai ke dada Nabi Adam as. Pada saat itu Nabi Adam as. bergegas untuk berdiri. Lantaran keadaan Nabi Adam as. yang belum sempurna, Nabi Adam as. tidak bisa berdiri. Hal yang demikian ini persis seperti firman Allah swt.
وكان الانسان عجولا
Artinya “Dan manusia itu adalah mahluk yang tergesa-gesa”
Ada satu ka’idah yang artinya “tergesa-gesa itu merupakan perbuatan Syaitan”. Sangatlah masuk akal adanya ka’idah tersebut. Karena dengan tergesa-gesa manusia akan lupa dan tidak mau memikirkan sesuatu yang akan dilaksanakannya dengan matang. Sehingga hasilnya akan banyak merugikan pada diri mereka sendiri. Dan itu merupakan harapan Syaitan
Sewaktu ruh sampai pada lambung Nabi Adam as. Ia berhasrat untuk memakan makanan. Kemudian akhirnya ruh itu menyebar ke seluruh jasad. Sehingga Nabi Adam as. _yang asalnya berupa benda padat_ menjadi benda yang bisa bergerak.
Dalam kandungan surat Al A’rof juga disebutkan, bahwa Iblis tidak akan bisa mati sebelum adanya نفخةالاولى (tiupan terompet Malaikat Isrofil as. yang pertama kali). Ia meminta untuk terus hidup dan terus untuk menjerumuskan anak cucu Nabi Adam as. ke jalan yang sesat.
Dalam tafsiran ayat di atas itu, juga disebutkan tentang proses pembuatan Nabi Adam as. yaitu :
Pertama : Nabi Adam as. asalnya berupa تراب (tanah yang masih kering)
Kedua : Diadon dengan beberapa air menjadi طين (tanah yang basah karena tercampur air)
Ketiga : Dibiarkan, sehingga berbau tidak sedap dan menjadi hitam (حماء مسنون)
Keempat : Dicetak dengan berbentuk manusia, kemudian Nabi Adam as. dikeringkan
Kelima : Setelah kering, jasad Nabi Adam as. ditiupkanlah ruh ke dalamnya. Selesainya proses penciptaan Nabi Adam as. selama 120 tahun. Yaitu 40 tahun berupa طين, 40 tahun berupa حماء مسنون, 40 tahun berupa مصور صلصل (tanah yang dibentuk seperti manusia).
Oleh sebab itu, anak cucu Nabi Adam as. sewaktu dalam proses pembuatannya dalam rahim seorang Ibu selama 40 hari berupa نطفه (segumpal mani) 40 hari علقه(segumpal darah), 40 hari lagi berupa مضغه (segumpal daging). Baru kemudian ditiupkan ruh ke dalam daging itu sebagaimana yang
dijelaskan dalam hadis Nabi saw ;
عن عبد الرحمن عبد الله بن مسعود حدثنارسول الله وهوالصادق المصدوق ان احدكم يجمع خلقه في بطن امه اربعين يوما نطفة ثم يكون علقة مثل ذالك ثم يكون مضغة مثل ذالك ثم يرسل اليه الملك فينفخ فيه الروح ويؤ مر باربع كلمات بكتب رزقه واجله وعمله وشقي اوسعيد
Itulah seputar sejarah terciptanya Nabi Adam as. Tentang kebenarannya, hanya Allah swt. sendiri yang tahu. Manusia hanya bisa mengambil ibroh dari kejadian-kejadian yang sudah ada.
Setelah itu dalam ayat 29 Allah swt. meneruskan firmanNya :
وعلم ادم الاسماء كلها ثم عرضهم على الملائكة فقال أنبئوني باسماء هؤلاء ان كنتم صادقين قالوا سبحانك لا علم لنا الا ما علمتنا انك انت العليم لحكيم
Artinya: “ Dan Allah swt. telah mengajarkan kepada Adam as. tentang semua nama-nama benda. Kemudian Allah swt. menanyakan nama-nama itu kepada Malaikat. Maka Allah swt. berfirman “Ceritakanlah kamu semua (Malaikat) padaKu, nama-nama benda jika kalian termasuk golongan yang benar” Malaikat menjawab “ Maha Suci Engkau, tiada ilmu untuk kami kecuali apa-apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha Mengetahui dan Bijaksana” .
Untuk membuktikan Allah SWT. itu Maha Tahu terhadap apa-apa yang tidak diketahui oleh Malaikat. Serta untuk membuktikan tentang keutamaan Nabi Adam as. Allah swt. memperlihatkan kepada Nabi Adam as. semua benda yang mempunyai nama. Dan Allah swt. memberi tahu nama-nama benda tersebut kepada Nabi Adam as. Sehingga Nabi Adam as. mampu menjawab semua yang ditanyakan oleh Allah swt. kepadanya.
Sebenarnya Allah swt. pun sudah memperlihatkan semua benda kepada Malaikat. Namun Allah swt. tidak memberi tahu nama-nama dari benda-benda itu kepada Malaikat. Sebelum itu semua Malaikat pernah berkata
“ Tuhan kami (Allah swt.) tidak akan menciptakan mahluk yang lebih mulia dari kami, karena kami diciptakan lebih dahulu. Dan kita telah menyaksikan apa-apa yang mahluk lain tidak menyaksikan”.
Kemudian Allah swt. berfirman :
واذ قلنا للملائكة اسجدوا لادم فسجدوا الا أبليس ابى واستكبر وكان من الكافرين
Artinya : “ Dan ketika Aku (Allah swt.) berkata pada Malaikat sujudlah kamu sekalian pada Adam as; maka sujudlah semua para Malaikat kecuali Iblis. Ia tidak mau sujud dan sombong, dan ia termasuk dari golongan orang-orang yang kafir”.
Perintah Allah swt. kepada Malaikat untuk sujud pada Nabi Adam as. Itu, lebih kepada ikatan antara syekh (guru) kepada muridnya. Karena dengan Nabi Adam as. menceritakan nama-nama dari benda-benda yang telah disebutkan di atas itu menyebabkan Nabi Adam as. menjadi syekh dari Malaikat dikarenakan Malaikat menjadi mengerti lantaran uraian-uraian Nabi Adam as.
Kejadian itu semua berada di luar syurga. Makna sujud di sini bukan seperti sujud pada saat sujud dalam sholat. Di sini lebih diartikan pada makna lughotnya (bahasanya). Yaitu inhina’ (membungkukkan kepala). Sujud atau inhina’ pada saat itu merupakan suatu penghormatan sebagaimana syariat-syariat Nabi sebelum Nabi Muhammad saw. Untuk Nabi Muhammad saw. Dan ummatnya, ada cara tersendiri dalam penghormatan yaitu dengan ucapan salam. Perlu diketahui bahwa sujudnya Malaikat terhadap Nabi Adam as. itu sebelum Nabi Adam as. berada di surga. Dan memang proses pembuatan Nabi Adam as. itu di luar syurga. Disebutkan bahwa, Yang pertama kali sujud adalah Malaikat Jibril as. kemudian Malaikat Mikail as. kemudian Malaikat Isrofil as. Kemudian Malaikat Izroil as. kemudian diikuti Malaikat moqorrobun as.
Tentang lamanya sujud yang dilakukan Malaikat itu masih diperdebatkan oleh ulama’. Ada yang mengatakan bahwa lamanya sujud itu kurang lebih 100 tahun. Ada lagi yang mengatakan bahwa sujudnya selama 500 tahun. Dan pendapat-pendapat lainnya.
Iblis pada saat itu ternyata melakukan tiga kesalahan. Yaitu :
Menentang perintah Allah swt. (memisahkan diri dari jama’ah).
Sombong dan menganggap remeh terhadap Nabi Adam as.
Iblis tidak mau hormat pada Nabi Adam as. karena Iblis berkeyakinan, bahwa semestinya dialah yang harus dihormati. Iblis membandingkan asal kejadian dirinya dengan asal kejadian Nabi Adam as. Yang mana Iblis diciptakan dari api, yang menurut Iblis adalah جسم(benda yang bisa diindera), yang لطيف (lembut), yang نوراني (bercahaya). Sedang طين adalah جسم yang كشيف (kasar), yang ظلما ئ (gelap). Bagi Iblis, sesuatu yang lembut dan bercahaya itu lebih bagus daripada yang keras dan gelap. Iblis tidak mengerti bahwa kenyataanya طين lebih banyak manfa’atnya. Karena dengan tin alam menjadi teratur. Dimana kebanyakan dari kebutuhan makhluk itu berasal dari tanah. Sehingga banyak sekali yang membutuhkannya. Begitu juga dari tanah itulah tumbuh beberapa makanan seperti buah-buahan dan biji-bijian. Dan dari tanah itu pula mengalir beberapa macam mata air yang memang semua mahluk di bumi ini sangat membutuhkan terhadap benda (air) itu. Lain halnya dengan api, karena tanpa api pun, manusia bisa hidup dan tidak jarang pula api bisa merusak dan menghanguskan berbagai benda-benda yang ada muka bumi.